Dari
Hani’ Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan berdiri di
depan kuburan, beliau Menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya.
Lalu dikatakan kepadanya, “Diceritakan kepadamu tentang Surga dan Neraka
kamu tidak menangis, tetapi kamu menangis dari ini.” Maka beliau
berkata bahwa Rsulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ
مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ
وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا
قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
“Kuburan adalah awal
rintangan dari beberapa rintangan alam akhirat. Jika sukses di alam itu
maka setelahnya lebih mudah, dan jika tidak sukses maka setelahnya lebih
susah.” Kemudian beliau berkata bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda, “Tiada pemandangan yang pernah saya lihat melainkan kuburan
yang paling menyeramkan.” 1
Ketika seseorang hamba diantar ke
kuburan dia disertai tiga hal, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya.
Dan yang kembali pulang dua hal yaitu harta dan keluarganya, sedangkan
yang mengikutinya ham amalnya, seperti yang telah ditegaskan Rasulullah
صلي الله عليه وسلم dalam sabdanya:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ
فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ
وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Suatu yang mengikuti mayat ada tiga, kembali pulang dua dan ikut
bersamanya satu; dihantarkan keluarganya, hartanya dan amalnya, maka
kembali pulang keluarganya dan hartanya dan yang tersisa (bersamanya)
amalnya.2
Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya
berkata: “Ketika dinding rumah Nabi صلي الله عليه وسلم roboh sementara
Umar bin Abdul Aziz pada saat itu sedang berada di Madinah, tiba-tiba
telapak kaki salah seorang penghuni kuburan yang dikubur di rumah itu
terlihat dan telapak kaki itu terkena sesuatu sehingga berdarah. Maka
Umar bin Abdul Aziz kaget sekali, lalu Urwah masuk ke rumah tersebut.
Ternyata telapak kaki itu adalah telapak kaki Umar bin Khaththab. Maka
Urwah berkata kepada beliau, ‘Engkau jangan kaget, kaki tersebut adalah
kaki Umar bin Khaththab رضي الله عنه.’ Lalu beliau menyuruh membangun
kembali dinding tersebut dan dikembalikan seperti keadaan semula.” 3
Abu Umamah al-Bahili berkata,
“Sesungguhnya kalian pada pagi dan petang berada dalam hunian yang
meraup kebaikan dan keburukan. Dan hampir-hampir kalian akan pergi
meninggalkannya menuju hunian lain yaitu kuburan, suatu hunian yang
sangat menyeramkan dan rumah yang sangat gelap, tempat tinggal yang
sangat sempit kecuali yang diluaskan Allah, kemudian kalian akan
dibangkitkan pada Hari Kiamat.” 4
Umar bin Abdul Aziz رحمه الله berkata
kepada salah seorang pendampingnya, “Wahai Fulan, Aku tadi malam tidak
bisa tidur karena merenungkan sesuatu.” Dia berkata, “Apa yang sedang
Engkau renungkan, wahai Amirul Mukmmin?” Beliau menjawab, “Aku sedang
merenungkan kuburan dan penghuninya. Jika kamu menyaksikan mayat pada
hari ketiganya di dalam kubur, niscaya kamu akan mendapatkan suatu
bentuk sangat mengerikan walaupun sebelum mati dia sangat menawan hati.
Kamu menyaksikan suatu hunian penuh dengan binatang binatang yang
menyeramkan, badan yang mulai mengembung dan bernanah yang dibuat
santapan cacing tanah, sedang tubuh mulai membusuk, kain kafan mulai
hancur, sementara dahulu di dunia penampilannya sangat menawan, aroma
tubuhnya sangat semerbak wangi dengan parfum dan pakaiannya sangat
bersih dan indah.” Setelah itu beliau tersungkur pingsan.5
Dari Yahya bin Abu Katsir bahwa Abu
Bakar رضي الله عنه pernah berkhutbah, “Di manakah mereka yang berwajah
rupawan, yang bangga dengan usia remajanya, yang silau dengan
keperkasaannya, namun hal itu tidak pernah dipersembahkan untuk
peperangan? Di manakah mereka yang telah membangun kota-kota besar yang
dilindungi dengan benteng-benteng yang kokoh? Semuanya telah ditelan
oleh masa dan semuanya akan menuju kepada gelapnya kuburan.6
Umar bin Dzar berkata, “Andaikata orang
yang sehat wal’afiyat mengetahui tubuh penghuni alam kubur hancur lebur
(dimakan cacing tanah), maka mereka akan sungguh-sungguh dan serius
selama berada di dunia karena takut pada suatu hari, di mana hati dan
mata tercengang karena ketakutan.7
Abu Abdurahman al-Umari al-Abid berkata,
“Wahai para pemilik istana-istana yang megah! Ingatlah gelapnya hiburan
yang menyeramkan, wahai orang-orang yang bergelimang kenikmatan dan
kelezatan, ingatlah cacing tanah, darah campur nanah dan hancurnya jasad
bersama tanah.” 8
Catatan Kaki:
Hasan, HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah., lihat Shahihul Jami’ No.5623
Shahih, HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i., lihat Shahihul Jami’ No.8017
Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, Risalah Ahwalul Qubur, hal. 175.
idem, hal. 258.
idem, hal. 290.
idem, hal. 295.
idem, hal. 296.
idem, hal. 260.
Sumber : http://smulsa.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=56
Belum ada tanggapan untuk "MISTERI ALAM KUBUR"
Post a Comment