
Seorang
muslim wajib beriman bahwa azab kubur merupakan perkara yang haq, dan
pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada penghuni kubur tentang
Tuhannya, agamanya dan Nabinya suatu perkara yang pasti.1 Maka Abu
Abdullah berkata, “azab kubur suatu yang hak dan tidak ada yang
mengingkarinya kecuali orang sesat dan menyesatkan.” 2
Dan demikian itu berdasarkan Al-Qur’an,
As-Sunnah dan ijma sahabat, maka kuburan merupakan liang dari taman
surga atau liang dari jurang neraka, sehingga ketika seorang hamba mati
dan dimasukkan ke liang kubur berarti ia telah mengawali alam
akhiratnya.
Ketahuilah, para pembela kebenaran sepakat bahwa Allah
menciptakan untuk sang mayat suatu kehidupan yang bisa berupa
kesengsaraan dan kelezatan di alam kubur.3 Dan seorang tidak tahu secara
persis berapa lama ia harus tinggal di kampung hunian kuburan tersebut,
kuburan adalah alam yang paling menakutkan setiap salafush shalih.
Dalam hadits Barra bin Azib رضي الله عنه
yang panjang, bahwa tatkala Rasulullah duduk di kuburan beliau bersabda
“Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur.” Ucapan itu diulang
hingga dua atau tiga kali, kemudian beliau menuturkan tentang kondisi
mayat mukmin dengan bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya
kemudian datanglah dua malaikat dan keduanya mendudukkannya lalu
keduanya bertanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Maka ia menjawab, ‘Tuhanku adalah
Allah. Keduanya bertanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Maka ia men jawab,
‘Agamaku adalah Islam.’ Keduanya bertanya lagi “Siapa orang yang diutus
kepadamu?’ Maka ia menjawab ‘Dia adalah Muhammad sebagai utusan Allah’.
Lalu keduanya bertanya kepadanya, ‘Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal
itu?’ Ia menjawab, ‘Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman dan
membenarkannya.'”
“Maka terdengarlah dari langit suara panggilan
yang memanggil. ‘Jawaban hamba-Ku sudah benar. Maka hamparkanlah
(permadani) dari surga dan bukakan pintu menuju arah surga serta
berikanlah pakaian dari surga.’
Beliau bersabda, “Maka masuklah ke
alam kubur aroma semerbak dan wanginya surga lalu alam kuburnya
diluaskan sejauh pandangan matanya.”
Beliau melanjutkan, “Maka
datanglah seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan
menamakan wewangian lalu ia berkata, ‘Bergembiralah dengan sesuatu yang
pernah dijanjikan kepadamu. Maka si mayat bertanya kepadanya, ‘Siapa
kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.’ Maka ia menjawab, ‘Maka saya
adalah amal shalihmu.’ Maka ia berkata, ‘Ya Allah, bangkitkan segera
Hari Kiamat hingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku.’
Kemudian beliau menceritakan kematian
orang kafir beliau bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu
datanglah dua malaikat dan mendudukkannya lalu keduanya bertanya
kepadanya, ‘Siapa Tuhanmu?’ la menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak tahu’. Lalu
keduanya berlanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Ia menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak
tahu’. Keduanya bertanya lagi, “Siapa yang diutus kepadamu menjadi
nabi?’ Ia menjawab, ‘Ha… ha saya tidak tahu’.
Maka terdengarlah
suara panggilan memanggil dari alas langit, “Ia berdusta. Hamparkanlah
permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari neraka dan bukakanlah
pintu menuju neraka.”
Beliau bersabda, “Maka masuklah panasnya dan
racunnya neraka, sehingga tulang rusuknya berantakan dan datanglah
seorang lelaki yang berwajah buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk.
Lalu ia berkata, ‘bergembiralah dengan nasib buruk ini yang telah
dijanjikan kepadamu sebelumnya.’ Si mayat bertanya, ‘Siapakah dirimu?
Datang berwajah buruk?. Ia menjawab ‘Saya adalah amal burukmu’. Maka ia
berkata, ‘Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan Hari Kiamat.'”
Ada tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau bersabda, “Kemudian
dihadirkan orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat cemeti terbuat
dari besi. Andaikata digunakan untuk memukul gunung, maka gunung itu
akan menjadi debu bertebaran.” 4
Begitulah wahai saudaraku, kenikmatan
surga bisa sampai kepada hamba pada saat masih berada di alan kubur, dan
demikian pula siksaan neraka sampai kepada hamba pada saat masih berada
di alam kubur, hingga malaikat Israfil meniup sangkakala sebagai
pertanda Hari Kiamat tiba.
Pasca kematian bukan tempat
peristirahatan namun alam pertanggungjawaban dan tempat untuk menghisab
seluruh amal perbuatan, maka sang penyair berkata:
“Jikalau kita telah mati dibiarkan maka kematian menjadi tujuan setiap yang hidup.
Tetapi tatkala kita mati pasti dibangkitkan dan ditanya tentang segala sesuatu.”
Wahai Dzat pengambil nyawa dari jiwa manusia pada saat kematian, wahai Dzat Pengampun dosa, jauhkanlah kami dari siksa kubur.
Catatan Kaki:
Lihat Tahdzib Syarah Thahawiyah, hal. 237.
Lihat Kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 76
Lihat Syarah Fikih Akbar, Mullah al-Qari, hal. 209.
Shahih, HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim dalam Mustadraknya dan beliau
berkata bahwa hadits ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim dan
dishahihkan Ibnu Qayyim dalam Tadzhibus Sunan 4/ 348-349
Sumber : http://smulsa.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=56
Belum ada tanggapan untuk "DERITA DAN NIKMAT ALAM BARZAKH"
Post a Comment